Langsung ke konten utama

Resume Kajian Ustadz Salim A Fillah

  USTADZ SALIM A FILLAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA RESUME KAJIAN AKBAR MASJID AL IRSYAD SURABAYA Ada 7 gelombang masuknya Islam ke nusantara: Surat dari Sri Indrawarman (Raja Sriwijaya yang hidup semasa dengan Muáwiyah bin Abu Sufyah hingga Umar Bin Abdul Aziz) kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar beliau mengirimkan guru agama ke Sriwijaya. Suratnya masih ada di museum London. Berikut isi suratnya : "Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepa

Kuliah Umum Budaya Nusantara

Jumat, 25 Mei 2012 sekitar 700 orang mahasiswa tingkat 2 pajak STAN berbondong-bondong memenuhi gedung G, kampus STAN Bintaro. Semuanya hendak menyaksikan salah satu perhelatan yang mempertemukannya dengan semua anak pajak seangkatan 2010, yaitu kuliah umum budaya nusantara.

Kuliah umum kali ini adalah kuliah umum pertama yang membahas tentang budaya nusantara. Ya, mengapa harus budaya nusantara? Karena budaya nusantara itu penting buat kita perdalami, bukan. Anak STAN adalah anak-anak bangsa yang harus siap ditempatkan di seluruh penjuru nusantara. Anak STAN dan kita semua yang mengaku orang Indonesia mesti bangga dengan budaya bangsa kita, Indonesia.

Diharapkan setelah mengikuti kuliah umum budaya nusantara ini, kita jadi bisa lebih memahami keanekaragaman budaya yang ada di nusantara. Cakrawala kita menjadi lebih bertambah bahwa budaya nusantara itu tak semata budaya Jawa saja, ada budaya Melayu, budaya Batak, Budaya Sulawesi, sampai Budaya Irian maupun Tionghoa. 

Saya beruntung bisa turut hadir dalam kuliah umum kali ini. Saya beruntung bisa menyimak dengan baik pemaparan dari masing-masing tamu undangan yang mengisi kuliah umum kali ini. Dua dari tiga tamu yang hadir sebagai narasumber adalah teman masa kecil dosen Budaya Nusantara saya, Ibu Herru, yang kali ini berperan sebagai moderator acara diskusi kami dengan tema Multikultur : Bangga Menjadi Orang Indonesia dan Berperan Untuk Indonesia. Keduanya adalah Pak Sagit dan Pak Tawakkal. Sementara tamu yang ketiga kami adalah adik kandung Ibu Herru, Pak Aryo. 

 
 Pak Tawakkal, Pak Aryo dan Bu Herru 

Selain itu juga, ada tamu lain yang turut hadir dalam acara yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2012 di Gedung G, Kampus STAN Bintaro itu, di antaranya adalah Bu Woro dan Bu Anis. Acara juga dibuka secara langsung oleh Bapak Ali Tafriji selaku perwakilan dari pihak STAN.

  
Bu Woro, di sampingnya Bu Herru, lagi menjelaskan perihal soal UTS kemarin, karena memang ada yang komplain atas soal itu.
Bu Anis yang lagi duduk. 
Bu Anis ini yang menghadiahi Bu Herru buku berjudul pepatah minang 
"Adat Basandi Sarak, Sarak basandi Kitabullah" di pernikahannya.
Semua anak pajak hadir di kuliah umum kali ini, kecuali yang benaran tidak hadir. Kadangkala terdengar dengungan suara-suara yang membentuk forum tersendiri, mungkin karena sound system yang ada tidak bisa memancarkan suara dengan baik sehingga seluruh audiens tidak dapat menyimak jalannya acara itu dengan seksama.

Diskusi dimulai oleh Ibu Herru yang meminta kepada Pak Sagit untuk menceritakan masa kecilnya dari keluarga keturunan Tionghoa yang dapat membaur dengan masyarakat sekitarnya yang notabene merupakan masyarakat Sunda dan Jawa. Ternyata ketiga sahabat di masa kecilnya itu adalah para aktivis yang dipertemukan dalam kegiatan kepramukaan di Cirebon. Ketiganya sudah bersahabat sejak masih SD walau saat itu mereka belum bersekolah di tempat yang sama hingga setelah sama-sama berkeluarga pun, masih tetap membina persahabatan mereka. (Terharu deh, jadi rindu dengan teman-teman masa kecil ^^)

 
Pak Tawakkal yang lagi duduk dan Pak Sagit yang sedang berdiri nih. 
Kayaknya sekarang lagi cerita soal asmara genteng deh.
Kalau liat genteng rumahnya aja, udah berasa gimana gitu. hehehe..

Ketika ada yang bertanya bagaimana bisa membuat diri ini betah untuk tinggal di suatu tempat yang baru, Pak Sagit menjawab bahwa kita harus mempunyai niat. Sebab tanpa adanya niat untuk bisa membetahkan diri hidup di sana, maka kita akan menderita. Kita akan terus mengeluh dengan keadaan yang ada. Padahal kan, kita ditempatkan di sana bukan hanya sehari atau dua hari saja. Maka kalau kita terus menerus menyesali keberadaan kita di sana tanpa ada niat untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada, itu malah akan membuat kita semakin menderita.

Agak berbeda dengan Pak Sagit yang berasal dari keluarga keturunan yang berada di tengah masyarakat Indonesia yang multikultural, Pak Tawakkal sebagai seorang prajurit TNI AU sudah merasakan pelosok wilayah Indonesia mulai dari ujung barat di Kepulauan Natuna hingga ujung timur di Biak, Irian Jaya. Pak Tawakkal menceritakan bagaimana kayanya budaya Indonesia di tempat-tempat yang ia pernah ditugaskan ke sana. Ia setuju dengan ucapan Pak Sagit bahwa jangan takut di tempatkan di wilayah mana pun karena wilayah itu masih wilayah Indonesia.

Sedikit berbeda dengan narasumber sebelumnya yang lebih banyak bercerita tentang beragam budaya Indonesia itu sendiri, Pak Aryo justru berbagi pengalamannya selaku manager yang pernah bekerja di berbagai negara, seperti Italia dan Inggris. Saat berada di sana, ia justru baru memikirkan rutinitas yang selama ini dilakukannya. Misal, saat ia harus sholat dan berpuasa di negeri yang mayoritas masyarakatnya bukan muslim, ia ditanya apa itu sholat dan puasa serta mengapa ia harus melakukannya. 

  
Pak Aryo, adiknya Bu Herru
di akhir acara teman saya berkomentar, "Keluarganya Bu Herru kayaknya cakep-cakep semua ya." 
Like this yoo.
Pak Aryo mengungkapkan bahwa pada awalnya ia kaget ditanya seperti itu. Belum pernah sekali pun ada yang bertanya kepadanya apa itu sholat, apa itu puasa dan mengapa ia harus melakukannya. Namun justru karena itu lah, ia menjadi banyak belajar dan banyak membaca hingga ia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

Pesan dari Pak Aryo kepada kami juga menghimbau agar kami memanfaatkan waktu yang ada untuk terus belajar, bukan hanya belajar dari buku namun juga bisa belajar dari lingkungan.

*****

Acara ditutup dengan penampilan sendratari Ramayana dari kelas 2M yang juga merupakan pemenang acara Pajak Got Talent 2012.  Kisahnya sudah tahu, kan. Kalau tidak salah, udah saya posting di postingan sebelumnya ya.

 Subhanallah... tarian dari Aceh selalu membuat saya terhibur dan berdecak kagum.
Temponya itu lho, mulai dari lambat kemudian makin dipercepat sampai cepat banget...
 Tari Melayu, gak ngerti ini dari daerah mana. Bukan dari Ketapang, kayaknya. 
Atau jangan-jangan dari Jerman. Benderanya bendera Jerman kan...?
Merah...kuning...hitam

 Tari Dayak
Ini sepertinya tarian berburu mangsa.
Agak kurang pas sih buat menghibur Dewi Shinta. Hehehe....
Pantesan aja kan Dewi Shinta gak cinta sama Rahwana.

 Tari Kecak
Pas banget muncul waktu di perkelahian antara Rama dan Rahwana, serta 
ketika Shinta dicemplungin ke dalam api buat mengetahui kesuciannya

 Semua personelnya...
Sori banget ketutupan. hehehe.

Alhamdulillah... akhirnya saya bisa memotret penampilan mereka walau dengan kamera yang begitulah. Mohon doanya ya, bisa dapet kamera yang lebih baik. Amin~

Dan... saya setuju dengan jargon kuliah umum kali ini...

Budaya Nusantara
Budaya Kita Bersama
 

Komentar

  1. Desy, semoga manfaat kuliah umum 3 jam ini mengalir terus sepanjang pengabdian kelak.

    Hidup di negeri ini indah, justru karena keberagamannya.

    Kemarin seorang Ucok, sahabat kami yang lain, berhalangan hadir. Tapi dia ingin sekali mengisi sesi kuliah umum berikutnya. Don't miss it!

    Terima kasih nama saya disebut... Persahabatan kami sudah 2/3 total umur kami, dan Insya Allah berlanjut terus. Dan, peran saya gak berubah dari zaman asmara genteng, pelengkap, agar pihak ketiga-nya bukan setan, hehe....

    BalasHapus
  2. amin.... Bu, insya Allah menunggu kuliah umum budnus berikutnya lagi. heheee....

    terima kasih ya Bu Anis atas informasi lebih lengkapnya...

    ^_^

    BalasHapus
  3. hahaha, postnya mantap, isinya edukatif, informatif, dan disajikan dengan gaya santai. cekikikan sendiri bacanya hehehe (^o^)b

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingatlah Hari ini #1