Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Resume Kajian Ustadz Salim A Fillah

  USTADZ SALIM A FILLAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA RESUME KAJIAN AKBAR MASJID AL IRSYAD SURABAYA Ada 7 gelombang masuknya Islam ke nusantara: Surat dari Sri Indrawarman (Raja Sriwijaya yang hidup semasa dengan Muáwiyah bin Abu Sufyah hingga Umar Bin Abdul Aziz) kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar beliau mengirimkan guru agama ke Sriwijaya. Suratnya masih ada di museum London. Berikut isi suratnya : "Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepa

Latihan Membereskan Mainan Sendiri Hari Kedua

Hari ini adalah hari kedua tantangan 10 hari melatih kemandirian anak. Dan sesuai dengan tema one week one skill. Maka saya masih tetap mencoba mengajak Aisyah untuk membereskan mainannya. Sesuai dengan saran dari fasilitator saya, Mbak Yuli, bahwa sebaiknya anak diberikan aturan untuk membereskan satu jenis mainannya dulu sebelum mengambil mainan yang lain. Namun Aisyah tampaknya belum bisa diajak melakukan saran itu sepenuhnya. Saya sudah mengingatkan dan mengajaknya untuk membereskan mainannya sebelum mengambil mainan lain tapi kadang ia belum mau dan tetap membuka kotak mainannya yang lain. Saya kemarin mencoba menerapkan teknik membereskan mainan bersama sambil bermain peran yang dicontohkan oleh Bu Septi Peni Wulandari, founder IIP. Jadi kami menjadi semut sementara mainan yang berserakan adalah gula. Ada semut besar dan semut kecil memakan gula, lalu gula masuk ke dalam perut semut yang adalah kotak mainannya. Alhamdulillah, cara ini cukup membuat Aisyah tertarik membe

Melatih Kemandirian Anak Dimulai Dari Membereskan Mainan Sendiri

Alhamdulillah, dapat materi baru lagi dalam kelas Bunda Sayang yang diadakan oleh Institut Ibu Profesional, yaitu melatih kemandirian anak. Jujur, pada materi ini sebenarnya saya masih banyak PR yang harus diselesaikan. Memang setelah anak usia setahun dan setelah semua tahap tumbuh dan kembang tercapai (duduk, merangkak, berjalan dan berbicara), kemandirian adalah tantangan selanjutnya.

Menantang Diri untuk Berkomunikasi Produktif, Why Not?

Komunikasi produktif, ya. Itu adalah salah satu materi yang ada dalam kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional yang saya ikuti. Saya memang tertarik dengan komunikasi, terutama sejak berumah tangga dan memiliki anak. Rasa-rasanya perlu waktu untuk mempelajari hal ini. Dan alhamdulillah, Allah mempertemukan saya dengan komunitas Institut Ibu Profesional (IIP).

Menghormati Pilihan Anak

Inginnya diri ini ketika anak memilih suatu pilihan, kita bisa bijaksana menyikapinya. Bisa menghormatinya juga. Karena anak kita adalah seorang individu yang mempunyai hak yang sama seperti kita juga.

Aisyah, Mau Pilih Jalan yang Mana?

Aisyah bangun tidur langsung diajak main sepeda keliling kompleks. Melewati ladang jagung dan kolam ikan. "Aisyah mau jalan yang mana?" Tanya saya. Dia melihat ke kanan dan ke kiri. "Mau pilih yang kanan atau kiri?" Aisyah awalnya diam saja. "Ya udah kita belok ke kiri ya, Sayang. Abis itu pulang." Lalu kemudian dia berucap,"Ke sana-ke sana," serunya sembari menunjuk ke arah jalan yang tak ditanya pada pilihan. Hikmahnya adalah mulailah membiasakan anak untuk membuat sesuatu yang ia pilih sendiri dan hormati keputusannya sepanjang tidak berbahaya baginya. Sebagai seorang ibu saya harus belajar banyak untuk menghormati pilihan anak. Sekian ya ceritanya. Semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam, Desy Jayanti

Mengajari Anak Kata Tolong

Hari ini Aisyah saya ajak bermain.dan belajar sepeda lagi. Lalu setelah selesai, dia belum ingin masuk rumah. Mungkin karena kami tak terlalu lama bersepeda hari ini jadi dia masih belum puas bermain. Aisyah bermain-main dulu dengan alat pengais padi jemur milik ayah saya. Beberapa kali dia mendorong alat itu. "Aisyah lagi apa?" Aisyah tidak menjawab. "Aisyah lagi jemur padi kah? Mana padinya?" Dia mengais-ngais sampah dengan alat itu. "Ooh...itu sampah, Sayang. Setelah dikumpulkan, tolong dibuang ya ke tempat sampah." Lalu kami kemudian menggambar di atas pasir. Kalau giliran menggambar, Aisyah sukanya request gambar apa. "Tempat tidur, Mamak. Tempat tidur," Aisyah minta digambarkan tempat tidur. "Bilang tolong, Sayang." "Tolong," katanya pelan. "Mamak, tolong gambarkan Aisyah tempat tidur," kata saya mengulanginya pada Aisyah. Lalu dia minta digambarkan bantal, guling, Aisyah tidur, selimut,

Mau Botol Susu Aisyah

Pagi ini, Aisyah sudah bangun setelah adzan subuh berkumandang. Awalnya dia hanya mau minum susu tapi jadinya kebangun karena botol susunya berbeda. Jadi biasanya Aisyah menggunakan botol susu berwarna bening dengan tutup kuning tapi karena sedotannya sudah rusak maka kami.membelikannya botol susu baru dan berwarna pink. Awalnya saya sudah memberikannya botol lamanya itu dan dia meminum susunya hingga kira-kira tersisa 50 ml lagi. Karena susunya masih ada jadinya saya menuangkannya ke botol barunya. "Susu, mau minum susu," pinta Aisyah yang masih berbaring. "Ini sayang susunya." "Susu Aisyah, Mamak," katanya menolak botol susu barunya itu. "Aisyah, ini juga susu Aisyah. Botolnya aja yang beda." "Mau susu Aisyah, Mamak. Susu, mamak." "Ini Sayang susunya." Aisyah masih menolak. "Minum air putih." Akhirnya dia pun minum air putih saja. "Kalau minum air putih, tolong duduk ya, Sayang." Lal

Ada Harta Karun

Aisyah sedang menikmati es krim. "Wah, es krimnya enak ya?" Kata saya pada Aisyah. Dia masih terus menikmati es krimnya. Aisyah memang masih belajar agar mau berbagi kepada orang lain. Semoga Allah mudahkan dia menjadi anak yang dermawan. "Bagi mamak dong, Sayang?" Dia terdiam sejenak sambil menatap saya. Lalu melanjutkan makan es krimnya. Di saat yang lain, ia baru bangun tidur. Lalu berkata, "Harta karun, ada harta karun," kata Aisyah. "Di mana harta karunnya, Sayang?" Saya pikir ini adalah saat yang tepat untuk mengajarkan Aisyah tentang kisah Karun dan alangkah baiknya menjadi anak yang suka berbagi kepada sesama. "Aisyah tahu dak siapa itu Qarun?" Aisyah masih terdiam tapi memperhatikan saya dengan saksama. "Qarun itu adalah orang yang pernah hidup di zaman Nabi Musa. Dia punya banyak harta. Tapi dia tidak suka berbagi dengan orang lain hingga akhirnya dia meninggal dunia dan tertimbun oleh harta-hartanya sendir

Kak Aisyah Belajar Bersepeda bersama Om Eki

Pagi ini Aisyah terbangun cukup pagi, menurut saya. Sebetulnya dia bangun hanya untuk minta susu saja karena semalaman dia belum minum susu. Tapi karena sudah pagi, ya sudah, saya coba bujuk dia agar mau mandi sekalian. "Aisyah, baca doa bangun tidur yuk." Aisyah diam saja sembari menghadap ke arah lain sambil memeluk bantal yang dijadikan guling. "Ayo, baca doa dulu. Alhamdulillahilladzi ahyana ba'dama amaatana wa ilaihinnusyur." Aisyah masih berbaring-baring saja di tempat tidurnya. Dia belum menunjukkan keinginan untuk beranjak tapi saya tetap berusaha membujuknya. "Aisyah kita mandi dulu yuk. Setelah mandi, kita olah raga. Aisyah mau dak belajar sepeda?" Aisyah masih belum tampak antusias. Saya melihat ada bebek mainan di dekatnya. Saya pun mencoba merayunya dengan bebek.  "Saya mau mandi," kata saya sembari menirukan suara bebek. "Kak Aisyah, ikut mandi juga yuk sama bebek." "Bebek, kwek kwek kwek,&quo

Anak Kita Meniru Orang Tuanya

Hari ini adalah malam kedua tidur kembali bersama Aisyah saja. Aisyah tidur siangnya hanya sebentar karena tadi pas tidur siang dia mau buang air kecil. Saat ini dia memang sedang dalam tahapan belajar untuk toilet training.  Untuk bisa kering selama seharian bukan seaktu tidur alhamdulillah sudah bisa dilakukan. Tapi jika sedang tidur, biasanya dia gelisah. Jika kita ingin membantunya untuk bersegera ke kamar mandi dia akan sedikit merengek pada akhirnya biasanya dia akan buang air di tempat tidur lagi. Oleh sebab itu, saya masih memakaikan pospak padanya jika kami beranjak tidur malam. Dan Aisyah alhamdulillah pandai meminta untuk ke toilet jika sebelum tidur dia ingin ke toilet tapi saya sudah memakaikan pospak padanya. Nah, sebelum tidur kami sikat gigi seperti biasa. Lalu saya menawarkan padanya untuk ke toilet dulu tapi dia menolak. Dia langsung beranjak ke tempat tidur. Saat saya hendak membacakannya buku, Aisyah bilang. "Mamak, minta susu." "Oh iya

Membuat Es Krim Buah Pisang

  Aisyah sedang mengupas pisang

Belajar Komunikasi Produktif Hari Kedua

Hari ini ibu saya mendadak memajukan acara syukuran di rumah. Acara yang seharusnya diadakan pekan depan dimajukan karena suami saya besoknya akan kembali pulang ke perantauan. Jadilah persiapan acara pun dilakukan dengan begitu mendadak, ba'da shalat Jumat dan acara diselenggarakan selepas Magrib. Saya dan Aisyah tak terlalu banyak berinteraksi hari ini. Karena saya lebih banyak disibukan dengan urusan dapur. Tapi kami sempat bermain bersama di sela-sela saya rehat dari pekerjaan dapur. Aisyah duduk di atas kursi-kursi yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai kursi yang ada di gerbong kereta api. Kami pun bernyanyi bersama. Sesekali ia bilang, "Stop, berhenti!" Maka saya yang berperan sebagai masinis pun menghentikan kereta. Ia juga bertanya apa ini dan apa itu sambil menunjuk ke aneka bumbu masak. Sebelumnya ia hanya tahu apa itu dan sekarang alhamdulillah sudah tahu apa ini. Lalu saya menjawab itu bumbu apa sambil menatap matanya. Dan dia mengulangin

Kak Aisyah dan Mahkota

Siang ini, saya istirahat ke rumah seperti biasa. Saya langsung disambut oleh Aisyah yang sedari pagi tadi belum tidur siang. Dia sepertinya agak mengantuk tapi tetap sumringah menyambut kedatangan saya. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dengan keantusiannya itu.