Langsung ke konten utama

Resume Kajian Ustadz Salim A Fillah

  USTADZ SALIM A FILLAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA RESUME KAJIAN AKBAR MASJID AL IRSYAD SURABAYA Ada 7 gelombang masuknya Islam ke nusantara: Surat dari Sri Indrawarman (Raja Sriwijaya yang hidup semasa dengan Muáwiyah bin Abu Sufyah hingga Umar Bin Abdul Aziz) kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar beliau mengirimkan guru agama ke Sriwijaya. Suratnya masih ada di museum London. Berikut isi suratnya : "Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepa

#4 Topologi Rumah Tangga bagian.2



Masih dalam seri tentang munakakhat, saya ingin membagikan beberapa topologi rumah tangga yang telah dijelaskan oleh Ustadz Masturi, Lc. Sebenarnya sebelum lompat ke pertemuan keempat ini, ada pertemuan ketiganya namun saya saat itu berhalangan hadir dan notulensinya dituliskan oleh teman saya.


Notulensi kajian munakakhat #4
 6 Desember 2012

Beberapa topologi rumah tangga, yaitu :
1. Rumah tangga ilmu
2. Rumah tangga ibadah
3. Rumah tangga tarbiyah
4. Rumah tangga produktif
5. Rumah tangga dakwah
6. Rumah Tangga Sosial
***

3. Tipe Rumah Tangga Tarbiyah (pendidikan/pembinaan)

Tarbiyah artinya suatu uasah unutk menjadikan seseorang mencapai kesempurnaan sebagai seorang manusia, bukan malaikat atau lainnya. Tarbiyah dilakukan secara terus-menerus. Tarbiyah (pendidikan) berbeda dengan ta’lim (pengajaran).
Tarbiyah merupakan suatu proses transfer nilai-nilai, seperti nilai kejujuran, keikhlasan, dan nilai lainnya. Sedangkan ta’lim (pengajaran) adalah proses transfer ilmu/informasi. Dalam sebuah pengajaran, keberadaan seorang guru tidak mutlak diperlukan karena yang diperlukan hanyalah sarana-sarana informasi. Sedangkan dalam sistem pendidikan, keberadaan seorang guru sangat diperlukan.
Rumah tangga tarbiyah adalah sebuah rumah tangga yang menjadikan semua anggotanya sebagai guru yang mendidik sekaligus siswa yang terdidik untuk mencapai kesempurnaan sebagai seorang manusia. Adapun karakteristik-karakteristik rumah tangga tarbiyah adalah sebagai berikut:
  1. Semua anggota keluarga merupakan objek pembinaan à yang dibina bukan hanya anak saja tapi semua orang yang ada di dalam rumah itu, termasuk ayah, ibu, pembantu, dan lainnya.
  2. Semua anggota keluarga merupakan subjek (pelaku) pembinaan à hal ini dikarenakan sifat dasar manusia itu yang mengalami pasang surut dalam banyak hal, missal keimanannya kadang naik dan kadang pula mengalami penurunan.
Suatu saat, seorang anggota dalam rumah tangga itu bias melakukan suatu kesalahan dan ketika ia melakukan sebuah kesalahan, ia harus siap untuk diingatkan, dinasehati dan dibina oleh anggota rumah tangga yang lain.  Tak menutup kemungkinan seorang istri menasehati suami atau anak yang menasehati orang tuanya.
  1. Menjadikan tarbiyah sebagai tanggung jawab bersama à sebab jika tarbiyah itu menjadi tanggung jawab satu pihak saja maka kemungkinan besar akan terjadi perbedaan policy (aturan), misal istri saja yang bertanggung jawab melakukan tarbiyah.
Seorang suami pulang dari kantor pukul 17.00 dan ia beristirahat dengan menyalakan TV. sementara istri sudah menerapkan suatu aturan bahwa anak-anak hanya boleh menonton TV pukul 15.00-16.00, maka anak-anak pasti akan bertanya kenapa ayahnya boleh menonton TV sementara mereka tidak boleh lagi.
  1. Semua anggota rumah tangga menyadari bahwa mereka adalah manusia yang tidak sempurna dan memerlukan orang lain untuk mengingatkannya. Jangan berandai-andai kita menikah dengan Nabi, misal jika kita berandai-andai menikah dengan manusia seperti Nabi Ibrahim a.s, kita harus bertanya dulu pada diri kita apakah kita sanggup diuji seperti Sarah dan Hajar?
  2. Memahami dan menyadari tarbiyah membutuhkan proses à jika kita meminta seorang anggobat keluarga (suami, anak atau lainnya) untuk berubah, jangan memintanya berubah dalam waktu yang sangat singkat sebab perubahan itu membutuhkan waktu dan proses. Misal saat menikah usia suami 25 tahun, misal ia merokok. Kita ingin ia berubah menjadi lebih baik dengan tidak merokok, mestinya kita pasang target bahwa ia bias berhenti merokok. Dan jika ia bias berhenti merokok kurang dari 25 tahun, maka kita harus bersyukur.
  3. Pandai menggunakan sarana dan prasarana
Sarana adalah apa-apa yang kita miliki saat menikah. Ada yang sebelum menikah diberikan banyak sekali sarana oleh orang tuanya namun ketika menikah ternyata suaminya tak bisa menyediakan semua sarana seperti yang dahulu disediakan oleh orang tuanya. Sekali lagi, jangan berandai-andai memilki hal-hal yang tidak kita punyai sebagai suatu syarat kebahagiaan kita. Lihatlah Fatimah Az-Zahra, puteri Rasulullah. Ketika ia menikah dengan Ali bin Abi Thalib ia menerima keadaan suaminya. Ia bahkan ikut serta bekerja untuk membantu suaminya.
Sedangkan prasarana adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan, seperti marah, lembut, cinta kasih, ungkapan-ungkapan, dan sebagainya. Kita tidak boleh menggunakan satu prasarana saja, misal dalam mendidik anak :
  1. Bentuk pemikirannya sekalipun dia belum memahaminya, hal ini disebut talkin. Kenalkan kepadanya bahwa dia dan alam semesta ini diciptkan oleh Allah. Dia wajib menyembah Allah.
  2. Bentuk perilakunya, biasakan nilai-nilai kebaikan diterapkan, seperti menyuruhnya membiasakan diri untuk mendirikan sholat. Hal ini disebut takwid.
  3. Seimbang dalam menggunakan sarana dan prasarana
Contoh, ketika seorang anggota keluarga melakukan kesalahan beri ia hukuman tapi saat ia melakukan sesuatu yang baik beri pula ia sebuah penghargaan

Memahami dimensi tarbiyah

Tarbiyah itu bukan dilaksanakan untuk membina dimensi fikriyah (otak) seseorang saja namun membina semua dimensi yang ada dalam seorang manusia, yaitu dimensi ruhani, jasadiah, perasaan, maupun sosial.
Misal dalam mendidik anak lagi, jangan sampai kita hanya bertanggung jawab atas pendidikan akademisnya saja, yaitu dengan menyediakan guru les baginya. Tapi kita juga harus memahami bahwa anak butuh asupan di dimensi dirinya yang lain, misal ia butuh suatu lingkungan yang bisa ia jadikan sebagai ajang mengasah kemampuan sosial kemasyarakatannya. Maka kita wajib mengenalkannya ke sana. Pada beberapa kasus, ada orang tua yang malah melarang anak mereka keluar rumah untuk bermain dengan teman sebayanya. Padahal si anak membutuhkan hal tersebut guna mendukung tumbuh kembangnya.
Kita juga tidak diharuskan mendikte kesenangan seorang anak. Misal anak kita senang akan menggambar tapi kita melarangnya dan menyuruhnya bermain musik saja. Kita tidak sepatutnya melakukan hal itu sebab seorang anak punya selera dan ketertarikan terhadap suatu hal yang berbeda dengan kita. Maka tugas kita adalah mengarahkannya kepada hal-hal yang baik yang bisa membantunya mengembangkan diri dan biarkanlah ia memilih pilihannya sendiri.

Tarbiyah harus berdasarkan optimisme dan cinta

Kita harus optimis dan tidak boleh memvonis orang yang kita bina (seorang anggota keluarga) jika ia belum bisa berubah juga. Dan kita harus melakukan proses-proses pembinaan itu dengan rasa cinta. Sebab jika tak kita lakukan dengan cinta maka akan timbul dendam. Dan keinginan berubah yang penting itu adalah tumbuh dari dalam dirinya sendiri.

4. Rumah Tangga Produktif
Saat kita menikah, kita harus sudah memikirkan dua hal, yaitu :
  1. Akan seperti apa pernikahan itu dan bagaimana rangkaian proses-prosesnya?
  2. Hasil seperti apakah yang kita inginkan dari pernikahan tersebut?
Keinginan kita adalah menjadikan rumah tangga kita sebagai sebuah rumah tangga yang produktif, bukan konsumtif. Setidak-tidaknya produksi yang dihasilkan oleh rumah tangga kita ialah tiga amalan yang pahalanya tak pernah putus meski telah meninggal dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan orang tuanya.
Produksi yang kita inginkan meliputi produksi ruhani (dengan umrah, puasa bersama dan haji bersama), produksi fisik (melalui bela diri, olah raga bersama), produksi fikri (otak), produksi sosial dan produksi materi. Produksi fikri kita perlukan agar bisa membagikan ilmu yang bermanfaat yang dimiliki.
Langkah-langkah menjadi rumah tangga yang produktif :
  1. Menggunakan pendidikan (tarbiyah) sesuai dengan dimensi manusia, dimensi fisik, materi, ruhiy, fikri dan sosial.
  2. Menanamkan kemandirian
Kemandirian yang diajarkan dapat disimak dengan contoh ketika seorang anggota keluarga, sebut saja anak meminta bantuan kita untuk membukakannya tutup botol, maka tutup botol itu jangan dibuka sampai ia tinggal meminum saja. Tetap letakkan tutup botol itu pada lubangnya hingga saat ia meminum masih harus mengangkatnya dulu.
Ajarkanlah anak tanggung jawab, seperti melakukan pekerjaan rumah, mengepel, menyapu, mencuci dan sebagainya. Bersyukurlah saat dia telah selesai mengerjakan tugas yang kita amanahkan kepadanya dengan hasil yang seperti apa pun. Jika memang lantai yang disapunya masih belum bersih, maka jangan kita memarahinya untuk membersihkan hingga bersih. Sebab dia adalah anak kita, bukan orang yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga kita.
Bentuk-bentuk menanamkan kemandirian yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut:
  1. Membantunya jika ia mendapatkan suatu permasalahan, namun jangan langsung menyelesaikan masalah itu tapi motivasilah dia agar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
  2. Membekali dengan keterampilan, seperti mengajarkannya memasak, menjahit, dan keterampilan-keterampilan lainnya.
  3. Memperkecil hal-hal yang konsumtif, misal sebelum pergi berbelanja, buatlah daftar apa yang akan dibeli dan tepati daftar tersebut. Jika memang ada barang lain yang diminta anak selain yang tersedia pada daftar, maka ingatkan kembali kepadanya bahwa ia hanya butuh dan ingin membeli sesuatu yang telah dituliskannya dalam daftar belanjaan.
Semoga bermanfaat ya..

Baca juga notulensi lainnya..
(Motivasi dan Niat Menikah)
(Kiat Memilih Pasangan Hidup)

Salam,

Desy Jayanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingatlah Hari ini #1

Skincare Rumahan yang Ramah di Kantong, Why Not?