"Pintalah apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Karena meminta hanya berdasarkan keinginan tak akan beroleh kebahagiaan." Aa Gym
Terkadang, kita tak mengerti sepenuhnya apa yang kita butuhkan. Bahkan sekalipun kita mengerti, kita berusaha untuk mengabaikannya. Kita melakukan sesuatu berdasarkan keinginan bukan kebutuhan. Dan percaya atau tidak, inilah yang acapkali membuat kita kewalahan.
Kita kewalahan karena bukan proporsi yang seharusnya kita kerjakan sebanyak itu. Tapi kita tetap saja bersikeras bahwa kita mampu. Misal contoh kecilnya kalau makan di restoran dengan kualitas bintang lima dan harga kaki lima, tentu semua sudah tahu kan kalau teh manis di sana cuma berharga lima ratusan. Nah, karena tahu harganya murah banget kita pesan dua bahkan sampai tiga padahal satu gelas saja sudah cukup. Akibatnya, kita mesti menghabiskan semuanya dan itu pasti akan berakibat tak baik bagi perut karena banyaknya air yang mengisinya.
Menjadi orang yang bertindak seperlunya pun akan cenderung lebih tenang dan bisa menikmati hidup, menurut saya. Contohnya, kita sudah menargetkan bahwa ip kita cukup 3,7 saja gak harus menjadi 4. Nah, angka 3,7 itu disumbangkan dari nilai A pada matkul ini dan itu, nilai A- buat matkul yang lain, dan B buat yang lainnya lagi.
Buat matkul yang kita targetkan harus mendapat A, kita akan mengerahkan seluruh tenaga. Belajar seintensif mungkin buat dia. Tapi buat yang nilainya gak A, maka kita dapat lebih bersantai. Yang paling penting kan, target kita tercapai. Ip kita jadi 3,7. amin
Jangan mengukur kemampuan diri berdasarkan standar orang lain. Semua orang punya kelebihan masing-masing. Dan buatlah diri kita bahagia tanpa harus menunggu orang lain membahagiakan kita.
Wallahu'alam.
Blog ini berisi catatan sehari-hari seorang ibu yang mencoba mencari makna dari kejadian dalam hidupnya
Komentar
Posting Komentar