Langsung ke konten utama

Resume Kajian Ustadz Salim A Fillah

  USTADZ SALIM A FILLAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA RESUME KAJIAN AKBAR MASJID AL IRSYAD SURABAYA Ada 7 gelombang masuknya Islam ke nusantara: Surat dari Sri Indrawarman (Raja Sriwijaya yang hidup semasa dengan Muáwiyah bin Abu Sufyah hingga Umar Bin Abdul Aziz) kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar beliau mengirimkan guru agama ke Sriwijaya. Suratnya masih ada di museum London. Berikut isi suratnya : "Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepa

Lapak Sarmili, Suatu Sore Bakti Sosial bersama STAN Olympic Team (SOT)

 (Pas mau berangkatnya nih...ngambil barang-barang dulu di kosan Kak Aldi. 
Yang paling dekat dengan kamera itu Dodi, yang pakai jaket hitam Kak Aldi dan yang menjinjing kardus Husni. Lengan dia lagi sakit tapi masih bersedia menenteng kardus. 
Semoga lenganmu cepat baikan ya...)

 Hari Jumat (1/6/12) kemarin, saya diajak jalan-jalan bareng anak-anak SOT Pajak. Jalan-jalan kali ini buat menyalurkan sebagian keuntungan penjualan modul kita.

Kita berkunjung ke PAUD Sahabat Bumi di daerah Sarmili. PAUD sahabat bumi ini adalah salah satu tempat belajar adik-adik yang kesehariannya tidak bisa belajar di sekolah formal karena harus membantu orang tua mereka, entah itu untuk memulung atau pun pekerjaan yang lainnya.

 
 Ini dia PAUD Sahabat Bumi-nya. Oooh... ternyata turut didukung oleh P&G dan Rumah Zakat ya.

Sekilas, PAUD ini tak ubahnya dari kebanyakan tempat belajar anak-anak yang lain. Di sana mereka diajari pelajaran dasar seperti berhitung, membaca dan menulis serta beribadah dan mengaji. Satu hal yang membuatnya berbeda adalah mereka bukan hanya bersekolah saja tapi juga harus bekerja sehari-harinya untuk membantu masalah finansial keluarga. Kerja di jalanan, Jeng. Aduh...gak kuat ngebayanginnya.

 Kata Kak Osin, seorang warga Sarmili yang berinisiatif mendirikan PAUD Sahabat Bumi ini, setiap hari Jumat sore mereka ada jadwal makan bersama. Ya, kebersamaan itu penting!
Mereka juga diajari untuk berbagi meski dalam kesusahan, prinsipnya "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah."


Salah satu foto yang saya ambil secara diam-diam. Hehehe. 
Semua berharap semoga adik-adik ini bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Setidaknya dapat terlepas dari garis kemiskinan. Amin. 
Tapi materi bukan seberapa kan...Apa gunanya harta tapi kalau akhlaknya menjadi tiada.
Apa gunanya harta tadi tidak bisa bermanfaat buat sesama.


Sore itu anak SOT yang ikut gak full team, hanya ada saya, Dodi sama Husni plus Kak Aldi. Ya, lain kali semoga semuanya ikut yaaa.

Kami juga diajak Kak Aldi untuk melihat langsung gimana keadaan Lapak Sarmili itu. Ya, lapak Sarmili emang udah sering saya dengar. Anak-anak di kampus sering banget memperbincangkannya. Banyak acara sosial di kampus juga yang secara khusus ditujukan buat membantu masyarakat di sana. Tapi baru kali itu saya ke lapak Sarmili padahal saya udah hampir dua tahun sekolah di STAN. Ngejleb banget rasanya. Miris banget liat keadaan pemukiman yang tak jauh letaknya dari perumahan yang cukup indah itu.


(lapak Sarmili, letaknya di tepian kali yang airnya gak bisa dibilang bersih. Kalau banjir, kemungkinan besar lapak-lapak ini tergenang air yang tak bisa dibilang bersih itu.)

Saya jadi ingat perkataan guru agama saya, Pak Hud, zaman SMA dulu. "Di Ketapang ini, kayaknya belum ada orang yang benar-benar butuh buat dizakati. Kita bisa lihat kan, tetangga-tetangga kita rumahnya masih bagus. Belum ada yang tinggal di antara tumpukan kardus."

Dan sekarang saya menemukan tempat yang orang-orangnya tinggal di rumah-rumah terpal, karung, tripleks pokoknya asal bisa buat nutupin air hujan aja.

Kalau udah kayak gini, saya bingung sendiri. Ini salah siapa ya? Salah pemimpinnya ya. Terus, pemimpin mana yang musti disalahin? RT, Kelurahan, Kecamatan, Wali kota, Gubernur atau presiden?

Masih ada gak sih program transmigrasi dari pemerintah itu? Kenapa gak diikutin aja saudara-saudara kita yang hidup dengan keadaan kayak gini ke sana? Bukankah tanah kalimantan dan papua masih memungkinkan buat digarap dan dibenahi? Atau mereka dipersulit dengan panjangnya birokrasi buat ikut program transmigrasi? Siapa yang tahu kan.

Salut banget deh buat orang-orang yang peduli dan mendedikasikan dirinya buat membantu mereka, terutama anak-anak di lapaknya. Salut sekali sama Kak Osin dan keluarganya yang sudah merelakan kediamannya sebagai markas PAUD sahabat bumi serta teman-teman interaction STAN maupun yang lainnya yang sudah berkontribusi buat kemanfaatan orang lain.

Mohon doanya ya semoga saya dan teman-teman lainnya bisa menyusul juga. Amin



Published with Blogger-droid v2.0.4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingatlah Hari ini #1