Langsung ke konten utama

Resume Kajian Ustadz Salim A Fillah

  USTADZ SALIM A FILLAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA RESUME KAJIAN AKBAR MASJID AL IRSYAD SURABAYA Ada 7 gelombang masuknya Islam ke nusantara: Surat dari Sri Indrawarman (Raja Sriwijaya yang hidup semasa dengan Muáwiyah bin Abu Sufyah hingga Umar Bin Abdul Aziz) kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz agar beliau mengirimkan guru agama ke Sriwijaya. Suratnya masih ada di museum London. Berikut isi suratnya : "Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepa

Catatan Perjalanan dari Haramain Bagian 2

Di Dzul Hulaifah atau Masjid Bir Ali.

Kali ini insya Allah saya akan membahas tentang persiapan selama menjalankan ibadah di tanah suci. Apa sih yang harus kita persiapkan? Kaca mata? Koper gede? Atau kalau di haramain sedang musim dingin kita perlu menyiapkan jaket dan long john. Hehehe. Sesungguhnya, kata Ustadz Bahtiar Nasir dalam salah salu sesi manasik umroh yang videonya saya saksikan mengatakan bahwa sebaik-baik bekal adalah taqwa.


Maka dalam catatan ini saya membagi persiapan yang rasanya perlu dilakukan sebelum berangkat menunaikan ibadah haji/umroh di haramain:

1. Persiapan niat dan hati
Hati itu akan berhubungan dengan niat kita. Niat umrah atau haji itu memang harus dilafadzkan bukan hanya di dalam hati saja. Tapi kata Ustadz Bahtiar Nasir, jangan sampai kita berniat ke tanah suci hanya karena ada kelonggaran waktu dan dana saja.

Apa sih yang mendasari kita ingin berkunjung ke Baitullah? Apakah karena teman-teman kita sudah berkunjung ke sana lantas kita juga mau mengikutinya. Apakah karena ada hajat kita yang belum tercapai, misal mencari jodoh, kita pun tergerak untuk menjadi tamu Allah. Apa pun niat kita semoga semua dilakukan dalam rangka ketaatan kepada Allah. Bukan sebatas berbelanja atau travelling saja.

Saya punya sebuah cerita yang saya rasa harus meluruskan niat. Jadi ketika melihat jadwal umroh backpacker Musahefiz tahun 2018 pada permulaan tahun 2017 silam, saya langsung bertanya kepada Pak Mustafa apakah saya masih bisa mendaftar jika pada bulan sekian setelah pengumuman kelulusan USM Tugas Belajar PKN STAN tahun 2017. Saya katakan pada suami, insya Allah kita akan umroh pada bulan sekian jika saya tidak lulus USM itu. Dengan demikian saya tak perlu memikirkan izin yang harus dilakukan selama perjalanan ke tanah suci bila saya diterima sebagai mahasiswa kembali. Qadarullah, Allah ternyata ingin saya menjadi tamunya terlebih dulu. Saya belum lulus dan langsung mendaftar umroh. Padahal ternyata jadwal umroh saya itu bertepatan dengan jadwal liburan semester teman saya yang sekarang sudah diterima kembali menjadi mahasiswa PKN STAN.

Seharusnya untuk sesuatu hal yang sama-sama bernilai kebaikan, saya memilih berdoa untuk bisa keduanya. Dan Allah adalah sebaik-baik Pembuat Rencana.

2. Persiapan dalam Memilih Travel Perjalanan

Sebelum kita berangkat menuju  tanah suci, kali ini yang saya maksudkan adalah untuk menjalankan ibadah umrah, kita harus memilih travel perjalanan. Kemarin saat  di pesawat suami saya bersebelahan dengan seorang expatriate berkewarganegaraan Pakistan dan sedang berkerja di Singapura. Suami saya bertanya apakah ia umrah dengan travel atau mandiri, dia bilang sendiri saja bersama dengan keluarganya.

Kebijakan di Singapura memungkin seseorang melakukan hal itu. Tapi katanya kalau di Indonesia pengurusan visa umrah itu tidak bisa dilakukan secara perorangan, harus dengan travel yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Entahlah, saya juga belum pernah mengajukan visa umrah secara mandiri ke Kedutaan Besar Arab Saudi. Tapi bagi yang mau mencobanya, silahkan saja.

Jadi bila merujuk pada aturan pengurusan visa umrah yang harus melalui biro perjalanan, maka ada beberapa jenis paket umroh yang biasanya ditawarkan oleh suatu biro perjalanan, seperti umroh plus Turki, umroh plus Al-Aqsa, dan lain-lain. Itu dari segi tujuan. Tapi secara umum dari segi biaya menurut saya terbagi menjadi dua yaitu umroh reguler dan umroh backpacker.

Apa sih bedanya?

Sebenarnya sama saja. Sekalipun katanya umroh backpacker, kita tidak akan dibiarkan menginap di halaman masjid kok. Kita tetap disediakan hotel, makanan tiga kali sehari, transportasi untuk city tour dan naik pesawat juga. Bedanya pesawat yang kita naikin adalah yang harganya promo. Kemarin saya naik Saudi Airlines, dan kemudian entah kenapa saya ingin mencoba lagi bisa naik Saudia. Ada musholanya di pesawat. Jadi buat shalat wajib bisa dilakukan dengan cara berdiri sempurna. Bagasinya banyak, 2x23 kg. Alhamdulillah. Yaa Allah, tolong panggil kami lagi untuk bisa berkunjung ke tanah suci.

Dan suatu fakta yang saya syukuri adalah kami diperbolehkan membawa minuman ke dalam kabin pesawat. Biasanya untuk penerbangan internasional kata suami saya kita dilarang untuk membawa cairan ke kabin yang lebih dari 100 ml. Ketika kami terbang dengan Saudi Airlines dari Malaysia ke Madinah, aturan ini memang berlaku. Namun saat kami pulang dari Jedah ke Jakarta dengan Saudi Airlines juga, kami diperbolehkan membawa minuman ke kabin dengan jumlah yang lebih dari 100 ml. Saya pun jadi teringat dengan tiga botol air mineral kami yang kami tinggal begitu saja di kamar hotel. Coba tadinya kami isi dengan air zam-zam. Tapi sudahlah, alhamdulillah, bisa menjadi pelajaran buat ke depannya. Naik lagi Saudi Airlines, begitulah kira-kira kesan yang saya dapatkan.


3. Persiapan Barang Bawaan
 Nah, untuk daftar barang-barang bawaan ini, saya dapatkan dari grup Umroh Backpacker yang diselenggarakan oleh Musahefiz. Teman-teman yang berminat lebih lanjutnya bisa gabung dengan Grup Facebook yang dikelola oleh Tim Musahefiz dengan nama "Ayo Ke Mekah". Atau menghubungi tour leader perjalanan kami kemarin, yaitu Pak Mustafa (Nomor Whatsapp 08116740100).

a. Barang yang dibawa koper bagasi (+/-20kg)
 - Pakaian ihram 
(Laki-laki : kain ihram, dan perempuan : gamis syar'i beserta manset dan ciputnya)
- Alat shalat
- Pakaian 3 stel saja sebenarnya sudah cukup*
- Handuk dan peralatan mandi
- Kaos kaki 
(kemarin saya bawanya delapan buah tapi mungkin empat saja sudah cukup)
- Makanan kesukaan 
(Abon, kentang kering, kering tempe dsb sebagai antisipasi untuk menambah selera makan dengan menu hotel)*
- Sambal sachet/saos/kecap bagi yang kalau makan belum lengkap tanpa mereka*
- Gunting kuku
- Tali tambang jemuran dengan panjang 5m, kemarin saya lupa juga sih berapa meter bawanya
- Hanger baju
- Detergen sachet 
Ukuran kecil saja karena sepengalaman saya insya Allah di sana tidak kotor-kotoran dan keringatnya tidak terlalu berlebihan
- Sendal jepit
- Kaca mata, 
terutama kaca mata hitam untuk mengurangi kesilauan. Nah, berhubung saya dan suami matanya sama-sama minus dan sangat butuh kaca mata bila berada di tempat terbuka, kami akhirnya beli kacamata cadangan yang
- Lipglos/vaseline
Saya pikir lebih baik vaseline Arab aja yang no perfumed. Karena bisa dipakai untuk bibir, wajah, tangan dan kaki. Hehe. Jadi lebih hemat. 
- Colokan 
 Alhamdulillah, colokan di Arab Saudi sama dengan di Indonesia. Jadi kita tidak perlu membawa adaptor. Tapi kalau kita transit di Malaysia, sebaiknya kita juga membeli adaptor atau minimal bawa kabel data biar bisa mengecas baterai HP melalui USB TV.
- Timbangan Koper Portabel
Buat bepergian, saya pikir penting bagi Anda untuk membeli timbangan koper ini. Biar manajemen kopernya lebih baik tanpa harus bongkar-bongkar barang di bandara seperti yang kami lakukan di bandara Pontianak ketika hendak bertolak ke Malaysia dengan Air Asia. Oh iya, jika Anda menggunakan Air Asia, pastikan Anda membeli bagasi dulu ketika check in online. Karena pada dasarnya penerbangan Air Asia ini penerbangan yang cuma terbang saja. Suami saya kemarin check in online buat kami berdua tapi tidak sekalian membeli bagasinya. Dan ternyata harga bagasi saat kita beli di konter check in adalah dua kali lipat lebih tinggi daripada saat kita belinya di check in online. Yah, buat pelajaran. Dan ini ujian kesabaran pertama sebelum memulai perjalanan.

b. Barang yang dibawa di tas selempang/ransel di kabin (max 7 kg)

- Paspor dan tiket
- Buku vaksin
- Ponsel dan charger-nya
- Dompet
- Notes dan pulpen
- Botol 1 liter untuk air zam-zam selama di sana maupun untuk diisi ulang dengan air minum yang biasanya disediakan di bandara. Karena biasanya setelah perjalanan jauh itu, kita akan sangat kehausan. Dan hal itu pernah hampir terjadi pada saya setiba di Madinah. Ketika kami hendak membeli air mineral, kami tidak bisa melakukannya karena penjaga toko meminta airnya dibeli dengan SAR sementara kami belum memiliki SAR selembar pun. Alhamdulillah, akhirnya suami saya memintakan air minum kepada Pak Bedri yang sengaja membelinya di Kuala Lumpur. Jazakumullah khairan ya...
- Botol kosong kecil (botol ini berguna untuk menambah kelembaban selama di tanah suci. Jadi kita bisa mengisinya dengan air zam-zam kemudian kita semprot ke wajah ataupun ke masker kita).
- Al-Qur'an
- Jaket (jika kedinginan di ruang tunggu bandara atau di pesawat)
- Obat pribadi, seperti tolak angin, minyak kayu putih, vitamin, dan sebagainya.
- Masker, langsung beli satu kotak aja masker hijab. Sebagian kecil disimpan di dalam tas kabin dan yang masih banyak di simpan di koper bagasi.
- Id card, gelang, buku doa, serta daftar doa kita
Membuat daftar doa yang hendak kita panjatkan ini menurut saya cukup penting. Kita sedang safar dan hendak menunaikan ibadah ke haramain, jadi perbanyaklah berdoa. Insya Allah, yakin, Allah akan mengabulkan semua doa yang kita panjatkan.

*Sesuai kebutuhan

4. Persiapan Ilmu
Persiapan ini menurut saya adalah persiapan yang cukup penting. Karena Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
 
Dengan berilmu kita akan lebih bersemangat dalam beramal. Maka, hadirilah manasik. Alhamdulillah, sekarang sudah banyak kajian manasik haji dan umroh yang tersedia di youtube. Teman saya, Rizki Saputri, sebenarnya merekomendasikan sebuah buku "Panduan Manasik Haji & Umroh Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dan Pemahaman As- Salafush Shalih" karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas dan Mubarak bin Mahfudh Bamualim terbitan Pustaka Imam Asy Syafi'i. Namun saya tidak menemukan buku ini di toko langganan saya. Akhirnya, saya pun membeli Buku Panduan Haji dan Umroh yang ditulis oleh Ustadz Yusuf Mansyur.

Alhamdulillah...
Terima kasih Tim Musahefiz yang telah memfasilitasi kami berkunjung ke Haramain. Terima kasih juga kepada keluarga kami yang telah menjaga anak kami selama kami beribadah.

Alhamdulillah. Tuntas juga ya catatan ini. Semoga bermanfaat. Semoga Allah memanggil kita semua untuk bisa menunaikan ibadah haji dan umrah di tanah suci.

Salam,

Desy Jayanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingatlah Hari ini #1